Diabetes dan Mata Kering

Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Ophthalmology telah menghubungkan diabetes dengan perkembangan mata kering pada penderita diabetes. Selain berdampak pada retina, diabetes merupakan penyebab utama kebutaan pada penduduk usia kerja di negara maju. Ketika kadar gula darah naik, pembuluh darah yang melayani mata rusak dan aliran darah terhambat. Kondisi ini mengakibatkan penurunan penglihatan dan bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Sementara hubungan yang tepat antara diabetes dan mata kering belum ditetapkan, kedua kondisi tersebut cenderung memperburuk penglihatan pada orang dengan kedua penyakit tersebut.

Hubungan antara diabetes dan mata kering adalah kompleks, tetapi jelas bahwa diabetes dapat memperburuk gejala mata kering. Satu studi meneliti 100 pasien dengan DM dan 80 kontrol yang sehat. Mereka menemukan bahwa jumlah air mata yang dikeluarkan secara signifikan lebih rendah pada kelompok diabetes. Dalam studi Goebels, 80 dari 400 pasien mata kering menderita diabetes, sementara hanya dua yang menderita sindrom Sjogren. Para peneliti menyimpulkan bahwa sindrom mata kering terkait diabetes adalah masalah kesehatan yang serius, dan pemantauan ketat sangat penting.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Ophthalmology mengungkapkan bahwa pasien DM memiliki produksi air mata yang rendah, yang terkait dengan sistem saraf otonom mereka. Studi lain oleh Seifart et al. menemukan bahwa 52,8% pasien diabetes mengalami gejala mata kering dibandingkan dengan hanya 9,3% dari subjek kontrol. Untuk mengobati kondisi tersebut, penting untuk memantau kadar gula darah dan memantau mata pasien diabetes.

Penyakit mata kering terkait diabetes (DED) adalah penyakit serius yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang yang menderita penyakit ini. Selain mempengaruhi kualitas hidup seseorang, mata kering juga dapat mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan emosional seseorang. Penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi tersebut memiliki konsekuensi yang mirip dengan angina pektoris, dialisis ginjal, dan patah tulang pinggul. Namun, penyebab sindrom mata kering, serta กลุ่มอาการเทอร์เนอร์, tidak sepenuhnya dipahami, dan komplikasi yang terkait dengan diabetes sering diabaikan atau diremehkan.

Sebuah studi baru-baru ini terhadap orang-orang dengan diabetes tipe 2 menemukan bahwa ada korelasi kuat antara memiliki DED dan mata kering. Individu dengan DM ditemukan memiliki kadar TBUT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa darah normal. Dalam penelitian Gene, 80 dari 400 pasien mata kering menderita diabetes dan sindrom Sjögren, yang juga menyebabkan permukaan mata menjadi lebih kering. Hasil ini menunjukkan bahwa diabetes dapat mempengaruhi kedua mata dan menyebabkan DED.

Sementara penderita diabetes berada pada peningkatan risiko mengembangkan mata kering, sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa DED adalah kondisi yang kurang parah untuk pasien dengan diabetes tipe 1. Studi ini juga menunjukkan bahwa kadar HbA1C yang lebih rendah dikaitkan dengan tingkat mata kering yang lebih tinggi pada penderita diabetes. Selain itu, hubungan ditemukan antara DED dan hemoglobin terglikasi. Selain itu, kadar hemoglobin terglikasi yang lebih tinggi dikaitkan dengan sekresi air mata yang lebih rendah pada kelompok kontrol. Selain itu, kadar hbA1c yang rendah telah ditemukan antara penderita diabetes tipe 2 dan tipe 1.

Pasien dengan diabetes lebih cenderung memiliki gejala mata kering daripada mereka yang tidak. Pasien memiliki risiko lebih tinggi terkena DME dibandingkan dengan diabetes tipe 1. Selain DME, mata kering dapat menyebabkan masalah lain. Dokter harus memantau mata untuk tanda-tanda komplikasi dan berkonsultasi dengan dokter mata untuk menentukan pengobatan yang tepat. Pada kasus yang parah, kerusakan atau peradangan pada kornea dapat terjadi. Jika tidak diobati, penderita diabetes dapat mengembangkan penyakit ireversibel.

Sebuah penelitian terhadap orang dewasa dengan mata kering menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 1 dan SDE tipe 1 memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala. Selain itu, orang tua dengan diabetes tipe 1 lebih cenderung memiliki gejala daripada orang tanpa penyakit. Ada hubungan negatif antara kontrol glikemik yang buruk dan mata kering. Juga diyakini bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 lebih mungkin menderita mata kering daripada pasien dengan diabetes tipe 1.

Diabetes dan mata kering dapat menyebabkan penurunan produksi air mata. Pasien-pasien ini mungkin mengalami masalah penglihatan serta komplikasi lainnya. Penting untuk memantau kondisi dengan cermat untuk mencegah dan mengelola DED seefektif mungkin. Jika masalahnya parah, dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder, yang mengakibatkan penglihatan yang buruk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua jenis diabetes dan DED memiliki penyebab yang berbeda. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi biomarker penyakit dan mengusulkan diagnosis untuk pasien dengan penyakit tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *